Dalam dunia perbankan, dikenal sebuah istilah
dengan nama system informasi perbankan. Sistem informasi perbankan adalah
sistem yang terpadu untuk mendukung tugas pemeriksaan, pengaturan, dan
pengawasan perbankan.
Berikut ini beberapa tujuan dari sistem
informasi perbankan, antara lain:
- Meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem pemeriksaan dan pengawasan bank;
- Menciptakan keseragaman dalam pelaksanaan tugas pemeriksaan dan pengawasan bank;
- Mengoptimalkan pemeriksaan dan pengawasan bank dalam menganalisis keadaan bank sehingga bisa meningkatkan mutu pemeriksaan dan pengawasan bank tersebut;
- Pihak yang berkepentingan mudah dalam melakukan audit trail; dan
- Meningkatkan integritas dan keamanan data serta informasi.
Sistem informasi perbankan terdiri atas tiga subsistem. Berikut ini 3 subsistem dalam sistem informasi perbankan.
1.
Sistem Informasi Manajemen Pengawasan
Sistem ini merupakan
sistem informasi yang digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
tugas-tugas pengawasan penelitian, dan pengawasan bank umum. Dengan begitu,
pengawas bank bisa mengoptimalkan kegiatan dalam menganalisa maupun memperoleh
informasi terkait dengan kondisi keuangan bank.
2.
Sistem Informasi Bank dalam Investigasi
Sistem informasi perbankan ini berfungsi sebagai sistem informasi
untuk meningkatkan kemudahan pemantauan tugas dan tertib administrasi dalam
rangka investigasi tindak pidana yang ada dalam bidang perbankan. Dengan sistem
ini, pemantauan bisa dilakukan yang berkaitan dengan investigasi atas dugaan
tindak pidana yang dilakukan oleh suatu bank laporan penyimpangan telah
diterima, jadwal investigasi, langkah-langkah telah dilakukan sampai hasil
akhir investasi yang dimaksud.
3.
Sistem Informasi Debitur
Sistem informasi
kreditur merupakan sistem yang menyediakan informasi terkait dengan debitur
baik secara perorangan maupun badan usaha yang diolah sesuai dengan laporan
penyediaan dana yang diperoleh bank Indonesia dari pelopor.
Tujuan dari sistem
informasi debitur terbagi menjadi 2, yaitu bagi pemberi kredit dan penerima
kredit. Adapun tujuannya, antara lain:
Fungsi sistem debitur bagi pemberi kredit, yaitu:
- Membantu kelancaran dalam mempercepat proses analis maupun pengambilan keputusan pemberian kredit, dan
- Mengurangi adanya ketergantungan pihak pemberi kredit kepada pihak agunan konvensional.
Fungsi debitur untuk penerima kredit, yaitu:
- Mempercepat waktu yang diperlukan untuk mendapatkan persetujuan kredit, dan
- Nasabah yang baru akan mendapatkan akses yang lebih luas kepada pihak pemberi kredit dengan cara mengandalkan reputasi keuangannya tanpa ada ketergantungan atas kemampuan menyediakan agunan.
Teknologi Sistem
Informasi Perbankan
Dengan adanya teknologi sistem informasi bisa
memudahkan sistem informasi perbankan yang dibutuhkan oleh masyarakat luas.
Teknologi sistem informasi merupakan suatu sistem pengolahan pelayanan jasa dan
data keuangan perbankan secara elektronis dengan menggunakan sarana
telekomunikasi, komputer, dan sarana elektronik lainnya.
Penggunaan teknologi sistem informasi perbankan
ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pelayanan
kepada masyarakat maupun pelayanan tugas.
Yang berperan Dalam penggunaan teknologi sistem informasi, antara
lain.
1.
Dalam hal penyelenggaraan teknologi
informasi oleh pihak bank
- Menerapkan sistem pengendalian manajemen dalam teknologi sistem informasi,
- Melaksanakan fungsi audit internal dalam teknologi sitem informasi,
- Mempunyai alat monitor,
- Menerapkan prinsip maupun ketentuan terhadap sistem pengamanan dan pengawasan, dan
- Mempunyai DRP (Distater Recovery Plan).
2.
Dalam hal penyelanggaraan teknologi
sistem informasi yang dilakukan pihak ketiga
- Memastikan semua hal yang ada pada ketentuan bisa dipenuhi oleh penyelenggara jasa teknologi sistem informasi,
- Melakukan evaluasi berkala terhadap kehandalan penyelenggara jasa teknologi sistem informasi,
- Membuat perjanjian secara tertulis, dan
- Menyampaikan laporan kepada bank Indonesia (BI)
.
Perkembangan Teknologi
Komputer di Perbankan
Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan
teknologi, berdampak pula pada dunia transaksi perbankan. Saat ini perbankan
sudah mulai menggunakan teknologi yang berbasis komputer. Hal ini dilakukan
dengan tujuan mempermudah transaksi dengan para nasabah.
Awalnya transaksi bisa dilakukan dengan cara
melayani nasabah bertemu secara langsung ataupun nasabah harus datang ke
cabang-cabang bank yang disediakan bank. Namun, sekarang sudah lebih mudah,
sebab bank mulai menggunakan teknologi berbasis komputer, bahkan sudah bisa
mengakses melalui internet baik dengan mobile maupun sms sudah banyak
diterapkan oleh bank-bank yang ada.
Dalam dunia perbankan, perkembangan dalam
teknologi informasi membuat sistem informasi perbankan menjadi lebih mudah.
Dengan begitu, para pengusaha mengubah strategi bisnis dengan menempatkan
teknologi dalam unsur utama sistem informasi perbankan. Dengan adanya jaringan
komputer komunikasi atau hubungan antara para nasabah dengan pihak bank bisa
menjadi lebih efisien, cepat, dan hemat. Misalnya, melalui teleconference
maupun email.
Kriteria pemilihan yang baik untuk software komputer
perbankan dengan kebutuhan bank secara umum dengan pertimbangan-pertimbangan
sebagai berikut.
1. Kemampuan Dokumentasi
atau Penyimpanan Data
Klasifikasi dan jenis
data banyak yang relatif banyak harus ditampung oleh software yang
nantinya akan digunakan, termasuk dengan pertimbangan dari segi keamanan data
tersebut. Jumlah nasabah dan frekuensi serta jumlah transaksi harian yang besar
membutuhkan memori komputer yang besar pula.
Selain itu, membutuhkan
kecepatan yang tinggi dari processor. Misalnya, Bank Perkreditan Rakyat kurang
efisiensi dalam menggunakan mesin besar misalnya AS/400 dalam operasionalnya,
sebab cakupan dan kapasitas geografis Bank Perkreditan rakyat relative kecil.
2. Keluwesan (Flexibility)
Operasional bank terus
mengalami perkembangan sesuai dengan kebutuhan yang berubah-ubah dan mungkin
kian bertambah dikemudian hari meskipun informasi dasarnya tetap sama. Keadaan
ini harus bisa diantisipasi oleh perangkat lunak komputer hingga batas-batas
tertentu.
Setiap bank memiliki
prosedur dan sistem yang berbeda meskipun informasi ataupun data dasar yang
diolahnya sama. Perangkat lunak komputer yang sifatnya fleksibel bisa digunakan
oleh dua bank yang mempunyai kapasitas sama namun prosedur dan sistemnya
berbeda.
3. Sistem Keamanan
Sebagai agen of
truth atau lembaga kepercayaan masyarakat, bank membutuhkan sistem
keamanan yang tinggi untuk menjaga kauangan nasabah atau kerahasiaan data dan
mencegah penyalahgunaan keuangan atau data oleh pihak lain yang tidak
bertanggung kawab. Software perbankan yang baik harus menyediakan
pengamanan dan pengendalian tersebut.
4. Kemudahan Penggunaan (user friendly)
Mudah dioperasikan bukan
berarti setiap user (pemakai) bisa mengakses ke software tersebut
melainkan petugas yang memang memiliki kewenangan mudah dalam mengoperasikan proses
yang menjadi tangung jawabnya. Tahap input , proses, dan output yang dilakukan
oleh software tersebut tidak menjadi hambatan dalam kegiatan
perbankan secara menyeluruh. Sistem aplikasi komputer yang baik bisa mendeteksi
kesalahan dalam pengoperasiannya, yaitu dengan memberikan petunujk pemecahan
masalahnya dan memberikan error message.
5. Sistem Pelaporan (Reporting system)
Informasi atau data yang
diperlukan harus bisa disajikan dalam bentuk yang mudah dimengerti dan jelas.
Bank membutuhkan laporan-laporan yang jelas dan lengkap tersebut terutama untuk
kepentingan proses pemeriksaan maupun penyajian laporan yang bisa dimengerti
oleh pihak-pihak lainnya yang berkepentingan. Hal ini bertujuan agar setiap
bank keuangannya lebih transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.
6. Aspek Pemeliharaan
Kinerja software perbankan
diharapkan berjalan stabil selama bank sedang beroperasi. Kondisi ini pastinya
membutuhkan aspek pemeliharaan yang baik, dalam arti secara teknis tidak
membutuhkan biaya yang relatif mahal dan tidak sulit untuk dilakukan.
Pemeliharaan juga berkaitan dengan perbaikan atau pergantian modifikasi
(pengembangan software) atau teknis peralatan.
7. Source Code
Software perbankan pada
dasarnya ialah program paket yang sudah di-compile sehingga
menjadi excecutable file. File program itu biasanya tidak bisa
diubah maupun dimodifikasi seandainya bank mempunyai keinginan untuk mengubah
atau menambah fasilitas tambahan dari software tersebut.
Kondisi ini bisa diatasi apabila pihak bank memiliki dan memahami software tersebut
dalam bentuk source code atau bahasa pemograman aslinya.
Sekian artikel mengenai sistem informasi
perbankan dengan menggunakan TSI. Semoga bermanfaat untuk para pembaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar